Belajar ilmu ikhlas
Hari ini, tepatnya malam ini, aku belajar sebuah sikap.
Sikap yang lumrah kita dengar. Sikap yang sering kita ucapkan. Sikap yang menjadi tauladan untuk orang baik. Sikap yang sebenarnya simple, tapi susah diterapkan. Sikap itu adalah IKHLAS.
Ikhlas,,
Kejadian pertama yang mengajari arti dari sebuah keikhlasan adalah saat aku harus kehilangan sosok Papa.
Kehilangan akan sosok seseorang yang kita cintai untuk menghadap-Nya adalah suatu hal yang PASTI dan HARUS kita lalui. Dan itu yang membuat aku sedikit kuat. Namun, yang membuat berat adalah dimana kehilangan itu terjadi saat aku benar-benar membutuhkannya.
Tepat 3 Tahun yang lalu aku kehilangannya. Saat itu aku duduk di bangku SMA kelas 3, tepatnya 3 bulan sebelum aku menghadapi Ujian Akhir Nasional. Sakit rasanya, tergunjang rasanya, perih dan tak mau percaya. Itu yang aku rasakan. Dimana beliau (alm) selalu membantu ku mengerjaan tugas sekolahku yang rumit, khususnya bagian Eksaktra seperti matematika. Dan sekarang aku harus menghadapi Ujian Akhir Sekolah tanpa mentor handalku itu. No Way! Aku gag mau.
Bagaimana rasanya?
Hanya aku yang tau, aku yang merasakan, dan aku yang menyimpannya sendiri.
Hanya aku yang tau, aku yang merasakan, dan aku yang menyimpannya sendiri.
Aku harus IKHLAS.
Kejadian yang sangat membekas itu. Bahkan hampir tak ingin aku mengingat masa keterpurukan itu.
Sekarang kejadian itu menoreh hati ku lagi. Untuk kesekian kalinya aku merasakan hal itu. Bukan karena dia meninggal menghadap Ilahi, tapi dia seakan mati dan pergi dari hati ku dan hidup ku.
Disaat aku menaruh kepercayaan yang sangat besar, nyaris sebesar percaya ku terhadap beliau (alm). Dan kini ia ingin enyah begitu saja.
Yaaa,, aku tau. Aku bukan siapa-siapa mu. Bukan saudaramu, bukan adik mu, bahkan bukan istri mu. Aku tak berhak menahan mu untuk lebih lama di hidup ku. Tapi pahami lah. Bagaimana rasanya bila kamu jadi aku. Kamu jadi aku dan merasakan untuk kedua kalinya kehilangan sosok yang menjadi mentor dan tauladan ku.
Bagaimana rasanya?
Hanya aku yang tau, aku yang merasakan, dan aku yang menyimpannya sendiri.
Aku harus IKHLAS.
Ya Allah,,
Hamba tau ini adalah cobaan dari-Mu,,
Maka, kuatkanlah hamba menghadapi cobaan-Mu ini,,
Ikhlas,,
Itulah yang harus aku lakukan untuk kesekian kalinya.
Ikhlas,,
Itulah yang harus aku tanamkan dalam benak ini.
Ikhlas,,
Itulah yang harus aku terapkan dalam hati ini.
Ikhlas,,
Ikhlas,,
Dan Ikhlas,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar