Senin, 14 Mei 2012

Kehidupan Minoritas Muslim di Belanda





Kebersamaan dalam suatu masyarakat menghasilkan ketenangan dalam segala kegiatan masyarakat itu, sedangkan saling bermusuhan menyebabkan seluruh kegiatan itu mandeg. (Bediuzzaman Said Nursi)

Islam adalah agama minoritas di Negara Belanda. Namun, hal itu bukan menjadi penghambat bagi kaum Muslim untuk bertahan hidup dalam sosial dan budaya di Negeri Kincir Angin tersebut. Hal ini terbukti dengan adanya sikap yang dewasa dan terpuji yang dilakukan oleh kaum muslim di Belanda dalam menghadapi berbagai permasalahan yang timbul di Negara yang kuat akan hukumnya tersebut. Sebagai contoh, masih ingatkan Anda mengenai penolakan secara halus kaum muslim di Belanda saat film yang berjudul Fitna akan ditayangkan? Muslimin dan muslimat Belanda menolak film karya politikus Belanda, Geert Wilders yang menceritakan tentang pandangan buruk dari Wilders mengenai Islam. Namun, sikap dewasa yang ditunjukkan oleh kaum muslim di Belanda inilah yang membuat warga Belanda menjadi simpatik. Bahkan sebagian mendukung para muslimin dan muslimat dalam penolakan tersebut.

Contoh lain, masih ingatkah Anda mengenai kasus penembakan Theo Van Gogh oleh Muhammad B? Penambakan tersebut disinyalir karena rasa tidak terima dari Muhammad B kepada Theo Van Gogh memainkan film Submission yang menurut Muhammad melecehkan agama Islam. Hal itu karena dalam film tersebut ada beberapa scene yang menampilkan wanita dengan baju terawang dimana di badan wanita tersebut terpampang ayat-ayat Al-Quran. Setelah kasus pembunuhan tersebut, kaum muslim di Belanda menjadi dikucilkan dan dianiaya. Namun, dengan sabar dan ikhlas para muslimin dan muslimat Belanda berusaha menerima dan bertawakal agar situasi tersebut cepat berlalu. Memang tidak diketahui dengan pasti kapan situasi tersebut mencair, namun dengan berjalannya waktu dan sikap dari kaum muslim di Belanda yang tidak menunjukkan rasa ingin membalas perlakuan yang kurang baik tersebut, maka situasi mencekap itu sedikit demi sedikit mencair seiring waktu. Namun menurut sebuah sumber (wordpress Heruelan), yang dapat menghentikkan situasi buruk tersebut adalah Khalifah. Khilâfah ’alâ minhaj an-nubuwwah, yaitu Khilafah yang mengikuti metode kenabian.

Dan sifat ke-khalifah-an tersebut sedikit banyak nya telah tertanam dalam jiwa muslimin dan muslimat Belanda. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan kaum muslim di Belanda yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, seperti sebuah sumber (wordpress Ich Lerne). Hal ini dikarenakan imigran, khususnya yag berasal dari Turki dan Negara Arab lainnya serta Suriname semakin meningkat. Dan Organisasi muslim di Belanda semakin bertambah seiring bertambahnya warga Belanda yang beragama Islam.

Selain itu, dibangunnya Mesjid terbesar dan termegah, Mesjid Assalam di kota Rotterdam Belanda menunjukkan eksistensi dari kaum muslim di Belanda. Bahkan menurut sebuah sumber (blog Guntur) bahwa Mesjid Assalam merupakan Mesjid terbesar di Eropa Barat.



Semoga peradaban Islam, khususnya di Belanda semakin membaik. Dan mengutip kata bijak dari Albert Einstein yaitu “Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan. Hal itu hanya dapat diraih dengan pengertian”, artinya dengan saling pengertian dan toleransi dalam kerukunan hidup bermasyarakat, InsyaAllah akan menghasilkan perdamaian antar umat beragama dimanapun berada.


3 komentar: